Hallo! - Selamat Datang
Pasang Iklan | Info | Follow | Donasi
Ikuti saya di facebook
Facebook
Ikuti saya di twitter
Twitter

Beragam Cara Untuk Pengawetan Tempe

Minggu, 15 Maret 2015


Tempe merupakan makanan khas dari indonesia. Harganya yang terjangkau dan kandungan protein yang sangat tinggi membuat berbagai macam lapisan masyarakat menyukai tempe. Dalam menjajakan tempe, tidak selalu pedagang menjual habis dagangannya. Agar tidak terbuang ada beberapa cara untuk mengawetkan tempe, yaitu:

1. Pengeringan Tempe
Tempe dapat diawetkan dengan cara pengeringan menggunakan alat pengering (oven). Tempe yang dikeringkan mula-mula diris-iris setebal 2,5 cm, kemudian dikukus pad asuhu 100°C selama 10 menit. Pengukusan ini penting, karena menurut hasil penelitian Hermana et al. (1972) produk tempe kering yang dihasilkan tanpa perlakuan pengukusan ternyata mempunyai rasa pahit. Hasil akhir merupakan tempe kering yang mempunyai kadar air 4-8 persen. Tingkat kadar air yang rendah ini memungkinkan tempe dapat disimpan pada suhu kamar (dibungkus plastik) selama berbulan-bulan tanpa terjadi perubahan warna dan citarasa.

Jika akan dipakai, tempe kering tersebut harus direkonstitusi dengan cara perendaman menggunakan air panas (90-100°C) selama 5-10 menit.

2. Pembekuan Tempe
Mula-mula tempe diiris-iris setebal 2-3 cm dan di blancing dengan merendam dalam air mendidih selama 5 menit untuk menginaktifkan kapang, enzim proteolitik dan enzim lipolitik. Kemudian tempe dibungkus dengan plastik selofan dan dibekuanpada suhu -24 sampai -40°C. Setelah beku tempe dapat disimpan pada suhu beku selama 100 hari tanpa mengalami perubahan penampakan, warna, bau dan rasa.

3. Pengalengan Tempe
Mula-mula tempe diiris-iris setebal 2-3 cm dengan panjang sbesar 2/3 panjang kaleng dan di blancing dengan cara merendamkannya dalam air mendidih selama 5 menit untuk menginaktifkan kapang, enzim proteolitik dan enzim lipolitik.

Masukkan potongan-potongan tempe ke dalam kaleng sampai batas 0,25 inci dari permukaan kaleng. Tambahkan larutan garam 2 persen dalam keadaan panas sampai batas 0,25 inci dari permukaan kaleng. Larutan garam yang digunakan harus bersih dengan cara menyaringnya terlebih dahulu.

Kaleng yang telah diisi ditutup dengan cara memanaskan di dalam air mandi sampai 2/3 bagian kaleng terendam dan dibiarkan sampai sugu 160°F selama 5-10 menit. Kemudian kaleng lekas ditutup menggunakan alat double seamer. Jangan biarkan kaleng menjadi dingin selama proses.

Masukkan kaleng yang sudah ditutup ke dalam retort (otoklaf) kemudian disterilisasi pada suhu 240°F selama 30 menit. Dinginkan segera kaleng yang sudah disterilisasi dengan air mengalir sampai kira-kira mencapai suhu 100°C. Kemudian kareng dikeringkan dengan lap bersih dan disimpan.


Sumber :  Jurusan Telnologi Pangan dan Gizi - IPB , Edited By : Galau Today