GalauToday - Konflik cerita dimulai ketika H Mansyur yang sudah berusia cukup lanjut, mengajak pengurus mesjid melihat sebidang tanah yang akan dia wakafkan untuk pembangunan madrasah. H Mansyur ingin wakafnya ini menjadi tabungan pahala jika dirinya sudah wafat nanti. Mardani, anak paling tua H Mansyur dan Selbi adiknya, datang dan marah-marah karena kecewa dengan niat ayahnya untuk mewakafkan tanahnya tanpa memberi tahu mereka dulu. Mardani menuduh Mawi, salah seorang pengurus mesjid yang mempengaruhi H Mansyur untuk mewakafkan tanahnya. H Mansyur marah kepada Mardani dan menyuruh Mardani pulang.
Segala upaya juga dilakukan oleh Mardani untuk menggagalkan orangtuanya H. Mansyur mewakafkan tanahnya. Ia bahkan diam-diam menyuruh Selby mengambil surat tanahnya, agar bisa Mardani jual. Tentu saja ini membuat H. Mansyur marah.
Dengan segala akal liciknya Mardani bisa saja menghindar dari kemarahan H. Mansyur. Saat disuruh minta maaf kepada Mawi karena ulahnya, Mardani mengajak Encun istrinya yang bloon. Namun, begitu sampai di depan rumah Mawi, mendadak Mardani pura-pura sedang sakit perut. Alhasil, Encun sendirian yang meminta maaf pada keluarga Mawi
Dengan segala akal liciknya Mardani bisa saja menghindar dari kemarahan H. Mansyur. Saat disuruh minta maaf kepada Mawi karena ulahnya, Mardani mengajak Encun istrinya yang bloon. Namun, begitu sampai di depan rumah Mawi, mendadak Mardani pura-pura sedang sakit perut. Alhasil, Encun sendirian yang meminta maaf pada keluarga Mawi
Mardani terus berulah, membuat susah setiap orang, walaupun dia sudah berjanji untuk tak mengulangi lagi perbuatannya. Dan H. Mansyur dan warga kampung tidak lelah mengingatkan Mardani untuk jera akan sikapnya.